Logo WhatsApp
CHAT Via WhatsApp
diposkan pada : 21-10-2022 20:06:12

Selama 23 Tahun Al Quran diturunkan 

 

Ilustrasi sejarah turunnya Al-Quran. Foto: unsplash.com/adliwahid

zoom-in-white

 

Al-Quran adalah kitab umat Islam yang Allah SWT turunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Turunnya Al-Quran tidak dalam waktu singkat. Terdapat perjalanan yang sangat lama dan berliku hingga Al-Quran menjadi seperti saat ini. Untuk menambah wawasan dan keimanan Anda, berikut penjelasan tentang sejarah turunnya Al-Quran yang terjadi selama 23 tahun beserta pembukuannya.

Sejarah Turunnya Al-Quran yang Terjadi Selama 23 Tahun dan Pembukuannya

Menurut para ulama, Al-Quran yang menjadi kitab suci umat Islam mengalai beberapa tahapan sebelum sampai Nabi Muhammad SAW.

Tahapan Pertama

Allah SWT turunkan Al-Quran dan Allah menyimpannya di Lauhul Mahfudz secara sekaligus. sebagaimana firman Allah:

بَلْ هُوَ قُرْآنٌ مَجِيدٌ فِي لَوْحٍ مَحْفُوظٍ

“Bahkan (yang didustakan mereka itu), ialah Alquran yang mulia yang (tersimpan) di Lauhul Mahfuzh.” (QS. Al-Buruj: 21-22)

Ibnu Katsir dalam tafsirnya menjelaskan, “yang (tersimpan) di Lauhul Mahfuzh maksudnya adalah Al-Quran di tempat tertinggi dan terjaga dari adanya penambahan, penguranan, penyelewengan, dan pergantian.

Tahapan Kedua

Al-Quran diturunkan dari Lauhul Mahfuzh ke Baitul Izzah yang berada di langit dunia. Hal ini terjadi pada malam lailatul qadar sekaligus. Sebagaimana firman Allah:

إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ

Artinya, “Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam qadar (kemuliaan).” (QS. Al-Qadr: 1)

Tahap Ketiga

Al-Quran turun secara bertahap kepada Nabi Muhammad SAW melalui Malaikat Jibril. Turunnya Al-Quran secara bertahap adalah memudahkan agar ayat-ayat terjaga, mudah dicerna, dan dihafalkan. Selain itu, turunnya Al-Quran merupakan solusi hukum. Sehingga ayat Al-Quran turun menyesuaikan kondisi seperti permasalahan umat, masyarakat, dan lainnya.

Ilustrasi AL-Quran yang dibukukan. Foto: unsplash.com/masjidmaba

zoom-in-whitePerbesar

Ilustrasi AL-Quran yang dibukukan. Foto: unsplash.com/masjidmaba

Dr. Azhari Akmal Tarigan, M.Ag. dalam bukunya berjudul Al-Quran dan Ilmu Kesehatan Masyarakat Perspektif Integratif (2022:12), turunnya Al-Quran yang terjadi selama 23 tahun bahwa Nabi Muhammad SAW tinggal di Makkah selama 10 tahun, sedangkan 13 tahun lainnya berada di Madinah.

Turunnya Al-Quran itu dimulai dengan jibril yang mengambilnya langsung dari Allah dengan cara bertemu ruhnya, atau Malaikat Jibril menghafalnya dari Lauhul Mahfudz, kemudian Malaikat Jibril turun membawa Al-Quran itu lalu disampaikanlah kepada Nabi Muhammad SAW.

Cara Al-Quran Diturunkan Kepada Nabi Muhammad SAW

Terdapat beberapa cara Al-Quran turun kepadan Nabi Muhammad SAW dari Malaikat Jibril, yakni:

  • Malaikat Jibril datang kepada nabi bagaikan lonceng.

Imam al-khattabi berkata bahwa yang dimaksud dengan suara lonceng adalah suara yang tersampaikan keseluruhan, sehingga andaikan dijelaskan permulaannya, si pendengar akan memahami penghujungnya. Ada juga yang berpendapat bahwa maksudnya adalah suara dari hentakan sayap Malaikat Jibril.

  • Malaikat Jibril membisikkannya ke dalam hati Nabi Muhammad SAW.

  • Malaikat Jibril datang kepada Nabi Muhammad SAW dengan berbentuk seorang lelaki lalu bercakap-cakap kepada beliau.

  • Malaikat Jibril datang kepada Nabi Muhammad SAW di saat beliau sedang tidur.

  • Allah langsung bercakap kepada Nabi Muhammad SAW dalam keadaan terjaga atau dalam keadaan tidur.

Pembukuan Al-Quran

Dalam pertempuran Yamama, para sahabat penghafal Al-Quran banyak yang meninggal. Hal ini membuat kekhawatiran akan kelangsungan Al-Quran. Maka dari itu, para sahabat menuliskan ayat-ayat Al-Quran dalam bentuk lembaran. Lembaran tersebut kemudian dikumpulkan menjadi satu-kesatuan pada masa Abu Bakar ash Shiddiq.

Abu Bakar mengundang Zaid bin Tsabit yang ditunjuk sebagai ketua pelakasana dalam pengumpulan lembaran-lembaran ayat Al-Quran. Namun terjadi penolakan dari Zaid. Beliau menolak dengan berkata di depan Abu Bakar dan Umar, “Bagaiman kalian akan melakukan satu hal yang dimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah melaksanakan dan memberikan janji tentang hal seperti itu?”

Abu Bakar terus berusaha memberikan pemahaman kepada Zaid mengenai penyusunan Mushaf. Pada akhirnya Zaid menyetujui ide yang diberikan Abu Bakar.

Zaid dibantu para sahabat lainnya untuk mengumpulkan ayat-ayat menjadi kesatuan. Misi tersebut berlanjut hingga masa khalifah Utsaman bin Affan. Meski demikian, terdapat banyak perselisihan mengenai penulisan Al-Quran.

Menindak lanjuti perselisihan tersebut, Utsman mengutus Hafshah yang merupakan putri Rasulullah membawa salinan dari Hudzaifah untuk diberikan kepada Zain bin Tsabit yang dibantu sahabat lainnya.

Sebagaimana dari sebuah hadits,

Hudzaifah ibn al-Yaman datang kepada Utsman ibn Affan. la memimpin penduduk Syam dan Iraq dalam penaklukan Armenia dan Azerbaijan. Hudzaifah merasa khawatir dengan perselisihan mereka (pasukaannya) mengenai qira'ah. Maka beliau berpesan kepada Utsman: “Wahai pemimpin kaum Muslimin, selamatkanlah umat ini sebelum mereka berselisih mengenai Kitab, sebagaimana yang telah terjadi kepada Yahudi dan Nasrani”. Utsman pun kemudian mengirim utusan kepada Hafshah dengan berpesan: “Kirimkanlah kepada kami shuhuf (lembaran- lembaran). Kami akan menyalin ke dalam mushaf-mushaf dan nantinya akan kami kembalikan kepadamu”. Selanjutnya Hafshah mingirimkan shuhuf kepada 'Utsman, yang kemudian memerintahkan Zaid ibn Tsabit radhiyallahu anhu, Abdullah ibn al-Zubair radhiyallahu anhu, Sa'id ibn al-'Ash dan 'Abdurrahman ibn al-Harits ibn Hisyam radhiyallahu anhu untuk menyalinnya di dalam beberapa Mushaf. Utsman mengatakan kepada tiga orang Quraisy dalam kelompok itu: “Apabila kalian berlainan pendapat dengan Zaid mengenai al-Qur'an, maka tulislah dalam dialek Quraisy, sebab al-Qur'an diturunkan dalam bahasa mereka”. Selanjutnya mereka mengerjakan, sehingga setelah menyalin suhuf tersebut di dalam mushat-mushaf, Utsman mengembalikan mushaf tersebut kepada Hafshah. Setelah itu, Utsman mengirim mushaf yang telah mereka salin itu ke setiap daerah, dan ia memerintahkan agar selain al- Qur'an, semua lembaran atau mushaf dibakar. (HR. Bukhari no. 4987)

Dengan membaca sejarah turunnya Al-Quran, kita dapat belajar tentang bagaimana sejarahnya yang dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, pembukuan Al-Quran sangat bermanfaat untuk semua umat Islam di seluruh dunia. Jika tidak dibukukan, bagaimana kita bisa membaca dan mempelajari kitab suci ini

 

Promo Umroh Plus Halal Tour 2023 Jakarta Utara

Posting by Admin

Promo Umroh Plus Halal Tour 2023 Jakarta Utara Promo Diskon Sebesar 200 rb jika registrasi hari ini Khazzanah TravelSudah berpengalaman lebih dari 21 tahun Resmi Kemenag RI Sudah Terakreditasi A. Khazzanah Tours menghadirkan Pilihan Paket Umroh dengan tarif yang lebih bersahabat dan mengakomodasi jamaah dalam melakukan ibadah umroh. Ini mencakup pemesanan tiket pesawat akomodasi dan layanan tr



81 Kali