Haji yang mabrur adalah istilah dalam agama Islam yang mengacu pada pelaksanaan ibadah haji yang diterima atau diterima oleh Allah dengan penuh keridhaan-Nya. Haji yang mabrur dianggap sebagai haji yang benar-benar berhasil dan sukses, karena tujuan utama dari ibadah haji adalah untuk mendapatkan keridhaan Allah dan pengampunan-Nya.

Beberapa karakteristik haji yang mabrur antara lain:

1. Niat yang ikhlas: Haji yang mabrur dimulai dengan niat yang tulus dan ikhlas, yaitu niat yang semata-mata ditujukan untuk memenuhi perintah Allah dan mencari keridhaan-Nya.

2. Pelaksanaan yang sempurna: Haji yang mabrur melibatkan pelaksanaan semua rukun dan tata cara ibadah haji secara sempurna dan sesuai dengan tuntunan agama. Ini termasuk pelaksanaan thawaf, sa'i, wukuf di Arafah, melempar jumrah, dan semua ibadah lainnya yang terkait dengan haji.

3. Ibadah yang bermakna: Haji yang mabrur melibatkan penghayatan yang mendalam terhadap setiap ibadah yang dilakukan. Setiap tahap ibadah dijalani dengan kesadaran dan rasa hormat yang mendalam kepada Allah.

4. Menghindari perbuatan dosa: Haji yang mabrur juga melibatkan upaya untuk menjauhi perbuatan dosa dan maksiat selama perjalanan haji dan di tempat-tempat suci. Jamaah haji berupaya menjaga kesucian fisik, mental, dan spiritual selama menjalankan ibadah haji.

5. Perubahan dan perbaikan diri: Haji yang mabrur juga mencakup perubahan positif dalam perilaku dan sikap setelah menyelesaikan ibadah haji. Jamaah haji diharapkan kembali ke kehidupan mereka dengan tekad yang kuat untuk meningkatkan ibadah, berbuat kebajikan, dan meningkatkan hubungan mereka dengan Allah dan sesama manusia.

Haji yang mabrur memiliki nilai spiritual yang besar, karena dianggap sebagai ibadah yang dapat menghapus dosa, mendekatkan diri kepada Allah, dan membawa berkah serta keberkahan. Oleh karena itu, para jamaah haji dianjurkan untuk berusaha menjalankan haji dengan sepenuh hati, kesadaran, dan ikhlas, agar dapat meraih haji yang mabrur.